Wikipedia

Hasil penelusuran

Sabtu, 23 Agustus 2014

MACAM-MACAM KOPLING


1)   Kopling
Kopling (clutch) terletak di antara mesin dan transmisi. Kopling berfungsi untuk menghubungkan dan memutuskan putaran mesin ke transmisi.

Kopling dalam pemakaian dikendaraan, harus memiliki syarat-syarat minimal sebagai berikut :
·    Harus dapat memutus dan menghubungkan putaran mesin ke transmisi dengan lembut.
Kenyamanan berkendara menuntut terjadinya pemutusan dan penghubungan tenaga mesin berlangsung dengan lembut. Lembut berarti terjadinya proses pemutusan dan penghubungan adalah secara bertahap.
·        Harus dapat memindahkan tenaga mesin dengan tanpa slip
Jika kopling sudah menghubung penuh maka antara fly wheel (RODA GILA) dan plat koping tidak boleh terjadi slip sehingga daya dan putaran mesin terpindahkan 100%.
·        Harus dapat memutuskan hubungan dengan sempurna dan cepat.
Pada saat kita operasinalkan, kopling harus dapat memutuskan daya dan putaran dengan sempurna, yaitu daya dan putaran harus betul-betul tidak diteruskan, sedangkan pada saat kopling tidak dioperasionalkan, kopling harus menghubungkan daya dan putaran 100%. Kerja kopling dalam memutus dan menghubungkan daya dan putaran tersebut harus cepat atau tidak banyak membutuhkan waktu.

Jenis-jenis kopling
a)   Kopling Gesek
Dinamakan kopling gesek karena untuk melakukan pemindahan daya adalah dengan memanfaatkan gaya gesek yang terjadi pada bidang gesek. Ditinjau dari bentuk bidang geseknya kopling dibedakan menjadi 2 yaitu :
§  Kopling piringan (disc clutch)
Kopling piringan adalah unit kopling dengan bidang gesek berbentuk piringan atau disc.

§  Kopling konis (cone clutch)
Kopling konis adalah unit kopling dengan bidang gesek berbentuk konis.
Ditinjau dari jumlah piringan/ plat yang digunakan kopling dibedakan menjadi 2 yaitu :
§  Kopling plat tunggal
Kopling plat tunggal adalah unit kopling dengan jumlah piringan koplingnya hanya satu.
§  Kopling plat ganda/ banyak
Kopling plat banyak adalah unit kopling dengan jumlah piringan lebih dari satu

Gesekan antar bidang/ permukaan komponen tentu akan menimbulkan panas, sehingga  memerlukan media pendinginan. Ditinjau dari lingkungan/media kerja, kopling dibedakan menjadi :
§  Kopling basah
Kopling basah adalah unit kopling dengan bidang gesek (piringan atau disc) terendam cairan/ minyak. Aplikasi kopling basah umumnya pada jenis atau tipe plat banyak, dimana kenyamanan berkendara yang diutamakan dengan proses kerja kopling tahapannya panjang, sehingga banyak terjadi gesekan/slip pada bidang gesek kopling dan perlu pendinginan.
§  Kopling kering
Kopling kering adalah unit kopling dengan bidang gesek (piringan atau disc) tidak terendam cairan/ minyak (dan bahkan tidak boleh ada cairan/ minyak).
Untuk mendapatkan penekanan yang kuat saat bergesekan, sehingga saat meneruskan daya dan putaran tidak terjadi slip maka dipasangkan pegas penekan. Ditinjau dari pegas penekannya, kopling dibedakan menjadi :
§  Kopling pegas spiral
Adalah unit kopling dengan pegas penekannya berbentuk spiral. Dalam pemakaiannya dikendaraan kopling dengan pegas coil memiliki kelebihan : penekanannya kuat dan kerjanya cepat/ spontan. Kelemahan atau kekurangannya : penekanan kopling berat, tekanan pada plat penekan kurang merata, jika kampas kopling aus maka daya tekan berkurang, terpengaruh oleh gaya sentrifugal pada kecepatan tinggi dan komponennya lebih banyak, sehingga kebanyakan kopling pegas spiral ini digunakan pada kendaraan menengah dan berat yang mengutamakan kekuatan dan bekerja pada putaran yang relative lebih lambat.
§  Kopling pegas diaphragma
Adalah unit kopling dengan pegas penekannya berbentuk diaphragma/ bilah. Penggunaan pegas diaphragma mengatasi kekurangan-kekurangan dari pegas spiral. Namun pegas diaphragma mempunyai kekurangan : kontruksinya lebih lemah dibanding pegas spiral dan kurang responsive (kerjanya lebih lambat), sehingga kebanyakan kopling pegas diaphragm ini digunakan pada kendaraan ringan yang mengutamakan kenyamanan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar