PRINSIP KERJA HIDROLIK
Masalah pemeliharaan pada system hydraulik adalah hal yang sangat penting untuk menjamin system hidraulik bekerja dengan benar sesuai prosedur yang ada. Hal ini untuk mencegah terjadinya kecelakaan yang disebabkan system hidraulik tidak bekerja dengan baik. Untuk itu kita perlu mengetahui prinsip dasar dari system hidraulik seperti pada gambar dibawah ini.
Masalah pemeliharaan pada system hydraulik adalah hal yang sangat penting untuk menjamin system hidraulik bekerja dengan benar sesuai prosedur yang ada. Hal ini untuk mencegah terjadinya kecelakaan yang disebabkan system hidraulik tidak bekerja dengan baik. Untuk itu kita perlu mengetahui prinsip dasar dari system hidraulik seperti pada gambar dibawah ini.
Gambar.
1. Prinsip dasar system hidraulik
Kita membebani piston dari pompa piston
tinggal dengan gaya
tertentu. Makin kuat kita menekan piston, makin kuat gaya
pada piston, maka tekanan makin meningkat. Tekanan meningkat berdasarkan luas
dari silinder dan dapat mengalah lan beban. Kecepatan gerak beban hanya tergantung pada volume fluida yang
dimaksudkan ke selinder. Hal ini bahwa makin cepat piston diturunkan ke bawah,
makin bannyak fluida per satuan waktu yang dialirkan ke dalam silinder.
Sehingga beban akan terangkat lebih cepat.
Sumber energi mekanik dapat berupa :
1.
Gerakan tekan dari tangan
2.
Gerakan tekan dari kaki
3.
Gerakan putar engine
4.
Gerakan putar motor listrik
5.
Dan lain-lainnya
Pengubah energi mekanik
menjadi energi hidraulik:
1.
Pompa piston aksial
2.
Pompa piston radial
3.
Pompa roda gigi
4.
Pompa sudu / vane
5.
Pompa sekrup
Fluida yang digunakan
dapat digolongkan dalam dua jenis:
1.
Fire Resistance Oils
2. Hydraulic Mineral Oils
2. Hydraulic Mineral Oils
Pengubah energi hidraulik
menjadi energi mekanik:
1.
Silinder kerja tunggal
2.
Silinder kerja ganda
Dari uraian dan gambar di atas dapat dilihat bahwa ada tiga
bagian utama dari system hidraulik yaitu: Unit penghasil energi hidraulik,
Fluida dan katup-katup, Unit pengubah energi hidraulik menjadi mekanik.
Sehingga masalah pemeliharaan system hidraulik harus dilakukan secara berkala
pada tiga unit tersebut.
1. Pompa Hidraulik
Pada unit penghasil energi hidraulik, yang perlu
diperhatikan adalah kebersihan dari unit pompa sebab bila pompa mengalami
gangguan karena adanya kotoran yang ikut terbawa oleh fluida dapat merusak atau
menimbulkan kebocoran hal ini dapat mengurangi tenaga tekanan hidraulik yang
diberikan oleh pompa. Karena pompa dibuat sangat presisi sekali sehingga
kebersihannya perlu dijaga, untuk melindungi unit pompa hidraulik dari
kotoran-kotoran yang terbawa oleh fluida pada system dilengkapi dengan
filter-filter yang mempunyai lubang yang sangat kecil sekali atara 40 sampai 75
mikron. Oleh sebab itu filter perlu diperiksa umu r pemakaiannya, dijaga
kebersihannya atau bila telah melampaui batas usia pakai perlu diganti segera
atau sesua petunjuk dari pabrik pembuat system hidraulik. Komponen-komponen
system hidraulik sangat peka sekali terhadap kotoran, bila harus membongkar
unit pompa hidraulik jangan dilakukan pada tempat yang kotor tetapi harus pada
tempat yang bersih.
Gambar. 3. Jenis-jenis FILTER
Pompa hidraulik mempunyai prasaratan perawatan yang
tersendiri sesuai dengan jenis dan pabrik pembuatnya. Pada umumnya pompa
hidraulik digerakan dengan sabuk (belt) sehingga membutuhkan pemeriksaan
kondisi dan tegangan sabuk harus secara
berkala. Agar keausan dan keretakan sabuk dapat diketahui lebih dini mencegah
putus saat sedang bekerja. Tegangan sabuk harus sesuai sfesifikasi dari pabrik
mencegah timbulnya slip dan panas pada system hidraulik.
2. FLUIDA
Pada
system hidraulik menggunakan fluida sebagai media untuk pemindahan, pengaturan
dan gerakan-gerakan pengendalian. Sehingga persoalan fluida (minyak hidraulik)
bertanggung jawab atas terjadinya kegagalan yang terjadi pada system hidraulik.
Oleh sebab itu pemeriksaan secara teratur pada themperatur, kondisi dan
ketinggian fluida adalah hal yang amat sangat penting dilakukan oleh seorang
tehnisi. Panas yang tinggi dapat terjadi karena aliran yang keluar dengan
penurunan tekanan yang besar, sehingga energi yang hilang berubah menjadi
panas. Jadi agar system hidraulik dapat selalu bekerja pada suhu normal, bukan
hanya oil cooler saja yang harus berfungsi dengan baik, tetapi juga seluruh
permukaan komponen dari system hidraulik harus selalu bersih supaya panas bisa
memancar keluar dengan baik. Menjaga agar system hidraulik dalam keadaan bersih
adalah hal yang terbaik, selain kebersihan system selalu terjaga kemungkinan
adanya gangguan dan kerusakan pada komponen dapat diketahui lebih dini.
Kondisi
fluida dalam sebuah system hidraulik sangat penting dalam hal memepertahankan
reiabilitasnya, karena fluida yang kotor, teroksidasi atau terkontaminasi oleh
air akan membentuk suatu endapan bergetah dan lengket. Endapan ini dapat
menghambat lubang-lubang kecil . Fluida harus stabil secara kimia dan tidak
mengalami oksidasi. Temperatur fluida sangat mempengaruhi laju oksidasi karena
oksidasi naik secara cepat dengan bertambahnya temperatur. Untuk itu perlu
kiranya mengetahui jenis-jenis fluida yang digunakan pada industri dan teknik
otomotif secara garis besar dapat digulongkan dalam dua jenis utama yaitu:
a.
Fire Resistance Oils
Digunakan
terutama pada industri dimana bahaya api sangat tinggi atau dimana api dapat
mengakibatkan malapetaka. Dalam penggunaan fluida jenis ini tergantung pada,
tingkat resistance kebakaran, temperatur range, kesehatan pekerja dan lain –
lainnya. Fire Resistance Oils dapat diklasifikasikan dalam 3 katagori yaitu:
a.1. Water Based Fluids
Yaitu berupa cairan yang
terdiri dari minyak yang larut ke dalam
35% air digunakan untuk temperatur kerja dibawah 60 derajat Celcius
a.2. Water Containing
Fluids
Yaitu berupa cairan yang
terdiri dari air yang bersatu dengan minyak atau air bersatu dengan zat glycol
a.3. Synthetic Fluids
Yaitu berupa cairan yang
terdirir dari larutan semacam phospat atau campuran phospat dengan mineral oil.
Dapat merusak seal dan cat pada engine, tetapi temperaur kerjanya tinggi dapat
mencapai maksimum 150 derajat Celcius.
b.
Hydraulic Mineral Oils
Digunakan
secara luas dalam system pelumasan hidraulik mesin industri dan automotive.
Hydaulic Mineral Oils dikelompokan dalam 6 katagori yaitu.
b.1. Straight Meneral
Oils
Fluida ini tidak berisi
additive sehingga cocok untuk pelumasan pada dongkrak hidraulik yang biasa dan
peralatan mesin cetak, tetapi belum digunakan secara luas.
b.2. Rust and Oxidation
(R & O) Oils
Fluida ini mengandung
additive anti karat dan anti oksidasi serta kadang – kadang mengandung pula
additive anti busa. Fluida ini cocok dugunakan untuk pompa – pompa yang tidak
mengharuskan menggunakan anti wear.
b.3. Anti Wear Oils
Fluida
ini pada dasarnya adalah fluida R & O yang ditambah dengan anti wear
additive dan dianggap sebagai fluida pelumas mutu tinggi. Fluida ini sangat
banyak digunakan orang sebagai pelumas.
b.4. Improvid V.I. Oils
Fluida ini mengandung
additive viscosity index improver disamping mengandung pula additive – additive
lainnya seperti pada fluida sebelumnya. Fluida ini digunakan pada operasi
temperatur range yang luas pada mesin yang memerlukan pengontrolan yang cermat.
b.5. Combined Hydraulic /
Slideway Oils
Pada dasarnya fluida ini
termasuk ke dalam fluida katagori b.3. namun ditambah dengan additive pencegah
gesekan.
b.6. Automatc
Tramsmission Fluids
Fluida ini memiliki viscosity
index yang tinggi sekali dan ditambah dengan additive yang sifetnya mengubah
jalannya pergeseran untuk penyerasiaan. Fluida ini hanya digunakan untuk
kendaraan berat dan mobil yang menggunakan transmisi otomatis dan fower
steering.
Fluida
dalam system hidraulik digunakan untuk mengangkut energi dan menghasilkan gaya yang dibutuhkan pada
pada actuator. Mengingat hal tersebut maka perawatan pada fluida hidraulik
menjadi sangat penting. Sehingga perlu dibuatkan jadwal khusus untuk
pemeriksaan dan penggantian fluida (minyak hidraulik).
Kehandalan
system hidraulik sangat dipengaruhi oleh keadaan fluida. Kontaminasi dengan
kotoran dan oksigen dalam udara akan menyebabkan perubahan yang mengganggu
karakteristik serta membentuk Lumpur atau perekat. Keadaan ini akan menurunkan
kemampuan fluida yang akan menyebabkan kerusakan pada system hidraulik.
Untuk
menjaga agar keadaan fluida tetap baik, lakukanlah penyimpanan sesuai petunjuk
pabrik atau lakukan sebagai berikut:
* Simpanlah fluida dalam drum dan tempatkan
dibawah atap
* Sebelum mebuka drum bersihkan dahulu permukaan
drum
* Untuk mengambil fluida dari drum gunakan
jerigen (wadah),
selang yang bersih dan saringan.
* Perhatikan
kelembaban udara pada ruangan penyimpanan.
Jangan
mencampur cairan/fluida hydraulic dengan minyak plumas atau cairan pembersih.
Untuk mengisi fluida pada reservoir gunakan wadah yang bersih. Hindari
terjadinya tumpahan fluida/cairan hydraulic saat mengisi,bila tumpah bersihkan
langsung dengan air.
Untuk
fluda /cairan hydraulic bekas jangan membuang langsung ke tanah atau air karena
dapat menimbulkan polusi lingkungan.
Gambar. 6 Jangan membuang fluida ke tanah/air
Gambar. 6 Jangan membuang fluida ke tanah/air
3. SILINDER HIDRAULIK
Silinder hidraulik adalah sebuah tabung yang
dilengkapi dengan piston serta ruang untuk fluida. Silinder hidrulik adalah
unit yang merubah energi hidraulik menjadi energi mekanik (gerakan).
Berdasarkan rancangan sebuah silinder hidraulik dapat menggunakan gaya-gaya
kompresi atau gaya-gaya tegang, dimana gaya
tersebut tetap mulai dari awal sampai akhir dari langkah piston yang
kecepatannya tergantung pada pengisian minyak per satuan waktu. Tipe silinder hidraulik yang banyak
digunakan:
Silinder kerja tunggal
Silinder tipe ini hanya dapat memakai gaya pada satu arah saja.
Langkah balik dari piston dilakukan dengan menggunakan pegas. Contoh penggunaan
silinder kerja tunggal adalah system rem
hydraulik tromol dimana untuk merubah energi hydraulik menjadi energi mekanik
digunakan silinder roda satu piston atau dua piston.
Silinder kerja ganda
Silinder kerja ganda dapat memindahkan gaya pada kedua arah dari
gerakan. Silinder ini mempunyai dua saluran fluida, satu saluran untuk
mendorong piston bergerak keluar dan satu saluran yang lain untuk mendorong
piston unruk kembali ke posisi semula.
Gambar. 7. Tabel Bentuk Silinder
Gangguan – gangguan pada system hidraulik
Gangguan yang sering timbul pada system hidraulik
dapat dibagi menjadi dua yaitu:
1. B
o c o r
Kebocoran akan mudah
dilihat bila system hidraulik sedang bekerja karena pancaran fluida lebih
deras. Kemungkinan bocor terjadi pada bagian – bagian sebagai berikut:
a.
Pipa atau selang
Pipa atau selang pecah
karena sudah tua dan rapuh atau bergesekan dengan bagian lain dan dapat juga
karena terlepas dari fittingnya.
Untuk dapat mengetahui
ada tidaknya gangguan kebocoran pada pipa atau selang , dapat dilakukan
pemeriksaan sederhana yang tidak membutuhkan peralatan atau instrumen khusus.
Pemeriksaan dilakukan secara visual dengan bantuan cermin.
b.
Oil seal
Oil seal berfungsi
mencegah kebocoran pada system hidraulik harus selalu diperiksa secara bekala.
Oil seal pada bagian silinder tenaga adalah yang paling kritis, karena selalu
keluar masuk. Kotoran pada poros atau laran piston dapat dengan mudah melukai
sebuah oil seal ketika didorong masuk ketempat semula. Kerusakan semacam ini
dapat menyebabkan kebocoran yang hebat, sehingga system hidraulik tidak bekerja
dengan sempurna bahkan tidak dapat bekerja sama sekali.
Bila hal ini terjadi
atsi dengan cepat kebocoran yangtimbul disekelilng poros atau laras piston
tersebut, sebelum menjadi kebocoran yang besar. Karena oil seal bersifat peka
harus dipasang dengan hati-hati dan sesuai petunjuk pabrik.
2.
Terlalu panas
Temperatur
pada reservoir hiraulik harus konstan sesuai anjuran dari pabrik, bila system
hidraulik terlalu panas yang paling mudah adalah memeriksa oil coollernya,
apakah dalam keadaan bersih dan berfungsi sebagaimana mestinya. Panas yang
terjadi pada system hidraulik kemungkinan akibat gangguan pada:
a.
Adanya udara palsu
Adanya udara palsu pada
sistem hidraulik dapat menaikan temperatur karena udara bila dikompresi
temperaturnya akan naik, pada tekanan 140 kg/cm2 temperatur udara dapat
mencapai 110 derajat Celcius. Bila ini yang terjadi lakukan langkah – langkah
pengeluaran udara melalui katup atau nipel yang tersedia.
b.
Bocor internal
Bocor ini tidak terlihat
karena terjadi pada bagian dalam komponen dari system hidraulik, sehingga bila
ingin mengetahui adanya kebocoran harus melakukan pembongkaran pada komponen
yang diduga ada kebocoran contohnya:
·
Pompa hidraulik
·
Control valve
·
Relief valve
c. Rangkuman
Pemeliharan system hidraulik adalah pekerjaan
yang membosankan tetapi tetap harus dilakukan untuk mencegah terjadinya
kecelakaan. Untuk mencegah meningkatnya temperatur fluida digunakan alat oil cooler
dan filter untuk mencegah kotoran masuk pada aliran fluida. Gangguan – gangguan
yang sering terjadi pada system hidraulik antara lain; Bocor dan terlalu panas.
Untuk mengetahui gangguan kebocoran dapat dilakukan secara visual. Fluida yang banyak digunakan saat ini adalah
dari jenis Fire Resistance Oils dan Hidraulic Mineral Oils. Untuk mengganti
minyak / fluida hidraulik harus mengetahui jenis fluida yang digunakan dan
system hidraulik tersebut digunakan di mana.
d. Tugas
Perhatikan sebuah bengkel mobil catat alat apa saja yang menggunakan
system hidrolik ! Buat dalam bentuk laporan pengamatan. Buat dalam bentuk
laporan pengamatan.
e. Tes Formatif
1.
Mengapa
perawatan system hidraulik harus secara berkala ?
2.
Apa saja
yang dapat menyebabkan kebocoran pada pipa dan selang
3.
Mengapa
system hidraulik tidak boleh terlalu panas yang melebihi standart dari pabrik?
4.
Bagaimana
cara memeriksa kebocoran pipa dan selang secara sederhana?
5.
Bagaimana
menyimpan fluida hidaulik yang baik?
6. Bila resistansi
bahaya kebakaran yang tinggi dan keselamatan pekerja diutamakan fluida
hydraulic yang kita gunakan adalah ?